Teruntuk Calon Suamiku yang Entah Dimana


Teruntuk calon suamiku yang sedang membaca blog saya hari ini...

Sayang, bagaimana kabar kamu? Sedang belajar? Semoga calon anak kita nanti bisa sepintar kamu ya. Maafkan aku yang sedang melalaikan buku-bukuku yang berserakan diatas kasur dan malas kubuka karena pikiranku selalu lelah.

Aku sedang menulis ini dan berharap kamu membacanya, sehingga kode-kodeku tidak terpampang di blogku dengan percuma. Bahkan malam ini aku merelakan PPT Manajeman Keuangan yang harusnya aku baca untuk kuis besok, demi kamu. Demi masa depan kita. Subhanallah. #jengjengikamemanglelah.


Beberapa hari ini aku berdoa, selain doa teruntuk aku lulus di semester empat, aku juga berdoa semoga kamu, calon jodohku, bisa dengan mudah menemukanku diantara puluhan pilihan yang lewat di kehidupan yang sedang kamu jalankan. Mungkin sampai hari ini, kita pernah berkenalan, bertemu dan pernah tersenyum bersama entah itu karena apa.

Sayang, apa yang kamu lakukan? Jangan keseringan buka hp ya. Jangan sering-sering membalas privat message orang lain, jangan sering-sering ngepoin anak orang di media sosial yang lebih cantik dari pada aku, sungguh, aku cemburu. Jangan terlalu menyayangi dia yang mungkin sekarang sedang kamu sayangi, ingatlah, dia hanyalah tempat persinggahan dan akulah tempat kamu berpulang.

Aku janji, aku akan menerima kamu apa adanya, maka dari itu, jangan kecewa ya kalo aku juga punya banyak kekurangan. Semoga kita saling mengisi kelemahan untuk menyempurnakan. Semoga kita saling membahagiakan ketika datangnya kesedihan. Aku berharap ketika kita bertemu, kamu selalu memberikan senyum manismu yang sulit aku abaikan begitu saja. Semoga aku awet muda dan kamu cepat tua, sehingga kamu tiap harinya akan berkata bahwa aku cantik selama-lamanya.

Semoga anak-anak kita bisa mengaji dan membaca sebelum masuk TK sehingga gurunya akan bangga memiliki murid secerdas ayahnya, eh ibunya. Dan semoga anak kita cantik serta tampan sehingga ia memiliki banyak pengagum rahasia.

Oh iya, kelak ibu dan ayahku akan semakin tua, begitu pula ibu dan ayah mertua, kita harus sering-sering menyisihkan uang untuk mereka ya, jangan lupa juga sering-sering mengunjungi mereka supaya mereka memiliki kebahagiaan di hari-hari tuanya. mereka adalah alasan saya dilahirkan untuk bertemu kamu nantinya. Maka dari itu, mari bersama-sama melihat senyum keriput mereka mumpung kita masih diberi kesempatan melakukannya.

Calon suamiku, aku tau kamu adalah orang yang dewasa dan penyabar, mampu mengatur emosi ketika anak-anak kita susah disuruh mandi dan mengaji. Aku tau, kamu adalah orang yang humoris, seseorang yang memiliki keteduhan di matanya sehingga aku bisa menerjemahkan cobaan Tuhan dengan bijaksana. Kamu adalah lelaki yang ingin aku peluk dengan segala sifat kelembutanmu, kemudian kamu mengusap kepalaku dan mendengarkan setiap cerita gila kita dengan tertawa.

Ah sekian saja suratku ini. Ingatlah, aku hanya seorang wanita yang menunggu, menunggu Tuhan membawamu kepadaku, kemudian kamu datang kepadaku dan melingkarkan cincin di jari manisku, berani mengatakan bahwa kamu menginginkanku menjadi ibu dari anak-anak nakalmu.

Teruntuk calon suamiku yang sedang membaca blog saya hari ini...


Semoga kamu adalah orang yang menjaga diri, sehingga kelak saya bersyukur dan berkata dalam hati,
“alhamdulillah suamiku tidak akan mencari istri lagi.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepada Kamu

Entah Apa Judulnya