Kepada Kamu
Langit pagi itu mendung, empat
kapal mengapung di lepas pantai dekat pelabuhan, mungkin sedang masa karantina
covid19. Aku masih menyusuri pinggiran pantai dengan misi akan melupakanmu
lebih mudah. Membayangkan betapa seringnya kita melewati jalanan ini, menaiki
motor dan menghafalkan setiap kapal yang berlabuh. Sering kali kita bermimpi
akan mengarungi lautan Sulawesi dengan salah satu kapal seperti kapiten.
Pagi ini aku teringat seluruh
jalan tikus di kota yang pernah kita lewati. Aku menghitung seluruh pohon di
hutan yang membuatku bergidik saat melewatinya di malam petang. Aku menyimpan
seluruh tetes hujan yang kita tampung bersama saat tertawa di perjalanan. Aku menghitung
juga berapa Alfamart, Indomaret dan Alfamidi yang kita masuki hanya untuk
mencari bumbu tempe dan sebungkus Chitato.
Malam itu, Ingatanku melayang pada
saat pertama kali aku menyayangimu. Saat kamu merengek bahwa kita akan memiliki
masa depan. Saat kita berdebat dua atau tiga anak yang kita miliki dan saat kita
berencana memiliki rumah penuh lampu dan PS5
di kamar.
Aku bersiteru dengan angin, tidak
menemukan solusi dari permasalahan yang sering aku tanyakan berulang-ulang. Kamu
pun demikian. Membiarkannya seolah tidak bisa diperbaiki. Mereka bilang,
menyerah saja lebih mudah. Aku pun berpikir demikian. Apa salahnya membuat
keputusan yang membuat kamu bisa menjadi orang yang lebih baik, begitu pun aku.
Hari ini, pada adamu, pada
dadamu, pada masakanmu, pada hari-hari lucu, pada bintang-bintang yang kamu
letakkan diatas kepalaku, aku sangat berterima kasih.
Semoga kamu, segera temukan Chitato dan seluruh pendirian yang kamu cari.
Komentar
Posting Komentar