Fakir-fakir Cinta
Kemarin kemarinnya lagi di belakang kemarinnya lagi,
aku bbm-an sama sahabat lama yang deket banget, dia curhat tentang orang yang dia sayang walaupun belum bisa dia dapatkan. Yak disini ada beberapa proses pencampakanosis (temennya metamorfosis dan fotosintesis) yang aku rasa, aku agak dejavu sama kisah-kisah seperti ini. Pada awalnya, Orang yang dia suka, sebut aja namanya *onde*
Ah semua orang berhak berubah, dirubah dan mengubah, kamu ga berhak untuk memaksa hak orang lain apalagi tentang sebuah perasaan. Tapi... kamu diberi kesempatan untuk memperjuangkan.
Si onde adalah orang dengan tipe pemberi kenangan yang baik. Kok bisa? Seseorang bisa dikatakan sebagai pemberi kenangan yang baik yaitu ketika ia pergi disaat kamu masih sayang-sayangnya. Orang seperti ini yang paling sulit dilupakan. Moveon-nya menyusahkan.
Kamu terlanjur sayang, tapi dia seenaknya pergi meninggalkan.
Sahabat gue ini sampe sekarang masih belum bisa melupakan, dia punya perasaan yang tulus, relief hati yang lembut, dan kepekaan yang sensitif. Aku punya banyak sahabat yang sifatnya juga hampir sama dan punya kasus yang sama. Mereka yang sedang galau disorder 55 kayak gini ga bakal bisa dibilangin pake logika. Seperti yang udah aku bilang diatas, sahabat aku ini mencintai orang yang perasaannya telah berubah. Berubah itu ga salah, tapi kadang bermasalah. Sampe bikin hati orang lain berdarah-darah.
“semua itu harus berubah, semua ga bisa stay at place aja, buka kertas baru buat masa depan, so, ga usah dibikin repot lagi ya, i’m fine and you too.” Itu kalimat onde yang dikirim ke sahabat aku. Ah ngeles banget.
Apa yang salah dengan stay at place aja selama kita nyaman dengan tempat itu? Aku ga ngebela onde, aku jelas ngebela sahabat aku. Tapi masalahnya, dia udah ga nyaman sama tempat yang sedang kamu anggap nyaman. Dan... Tidak ada yang berhak memaksa perubahan seseorang.
Kadang kita harus bisa membedakan mana orang yang sedang ingin diperjuangkan dan mana yang sedang ingin dilepaskan. Tenang, Tuhan Yang Maha Seniman sedang merencanakan kejutan mempesona yang tidak kamu bayangkan.Lalu... Mengapa harus memilih dia yang sekarang meninggalkan?
Tidak mengerti ? Aku sedang menasehati, saat ini, ada seseorang yang mengetik sebuah cerita diatas cerita, ia sedang ingin dilupakan dan di-ikhlaskan. dia membaca sebuah pesan di handphone miliknya lalu membiarkannya tak berarti, kemudian ia berkata dalam hati dan melanjutkan sebuah tulisan,
“bukan maksud hati untuk mengabaikan.”
Komentar
Posting Komentar