Remaja, masa masa yang penuh warna. Kehidupan yang dipenuhi problematika jiwa muda. Cinta, prestasi, ego, kecantikan, ketampanan, gengsi, glamour, gaul. Menyeruak menjebak diri. Sebagai generasi muda, kita harus dapat memprioritaskan yang penting terlebih dahulu. Jangan sampai masa remaja mengemudikan diri kita.

Aku, aku adalah wanita yang lemah. Aku tengah merasakan jatuh cinta. Ah, cinta. Aku tak mengerti akan perasaan aneh ini... hari-hariku seolah menjadi berwarna, ketika aku merasakan getaran hati ini.. aku tersenyum sendiri tanpa ada sebab ketika aku melihatnya... mungkinkah ini benar cinta???

Aku, aku adalah lelaki yang tak mudah jatuh cinta. Namun sungguh aneh, aku merasakan sesuatu ketika aku berada di dekatnya. Aku senang melihat senyum manisnya. Dia bagai bunga yang merekah di musim gugur. Dia mempunyai kecantikan tersendiri yang sukar untuk dilukiskan.

Dia adalah kawanku. Dia adalah wanita yang baik hatinya. Dia cantik, paras dan tingkah tuturnya. Dia wanita yang lemah, dia mudah menangis dan tersakiti. Aku menyayanginya seperti saudaraku sendiri. Aku senang ketika tahu dia tengah jatuh hati pada pria yang baik baik. Dan aku turut sedih ketika dia dilanda kesedihan. Aku ingin melihatnya tersenyum dan bahagia. Selalu.

Dia adalah pren ku. Dia lelaki yang baik, pendiam, menyenangkan. Dia tengah dirundung bimbang. Dia jatuh cinta pada seorang gadis yang jelita. Gadis yang baik dan pas untuk dirinya. Namun, dia tak kunjung menyatakan perasaannya. Dia terlalu pengecut untuk melakukannya. Tunggulah dia.

Benarkah? Benarkah dia menyukaiku? Ah, senang diri ini. Namun, aku masih bimbang. Aku masih ragu akan perasaannya. Apakah dia serius dengan gejolak ini? Apa dia akan mempermainkanku? Tidak!!! Kuharap tidak!! Semoga tidak!!!

Yakinkan hatimu kawan!! Yakinkan perasaanmu. Jangan kau berpikir yang akan berakibat buruk bagimu. Percayalah padanya! Percayalah pada perasaanmu.

Aku bimbang, apa yang harus aku lakukan?? Aku ingin berada disisinya. Selalu. Namun, aku bingung... ada apa dengan hatiku??? Aku...ah... entahlah.

Jangan begitu pren.. apa kau mau menggantungkan perasaannya? Dia mempunyai perasaan yang sama denganmu...

Apa yang harus aku lakukan??

Jangan hanya diam!! Kau membuatnya sedih!!! Kau menggantungkan perasaan kawanku!!! Dia menyayangimu!!! Dia mencintaimu. Tulus!! Jangan kau lukai hatinya!!!

Tenanglah.. biarkan dia berkembang...

Aku..aku..
Aku harus bagaimana??

Tak tau kah kau? Aku sedih. Aku mulai ragu akan perasaanmu itu!! Kau hanya memberi harapan palsu bagiku!!! Kau menyuruhku untuk menunggu. Tapi mana?? Aku tak ingin seperti ini!!! Kau membuatku melambung tinggi, kemudian kau hempaskan aku dengan kasar. Sakit!! Tangisku pecah!! Siapa yang patut disalahkan??? Siapa???

Maafkan aku.. aku tak bermaksud seperti ini kepadamu.

Maaf??? Maaf katamu??? Semudah itukah kau meminta maaf??? Setelah kau membuat harapan palsu!!

Ingin aku berteriak lantang, seolah hal itu akan menghilangkan rasa sesak ini,
Seolah hal itu akan mengurangi kekesalan hati.
Seolah hal tersebut meringankan beban yang bersandar di pundakku.
Ingin aku membuang semua kekesalan ini.
Ingin aku mengeluarkan unek-unek yang bersarang di otak dan hati ini.
Ingin aku berceloteh panjang lebar, mungkin akan disertai air mata.
Namun tiada kuasa kulakukan.

Aku hanya bisa diam membisu memendam kejengkelan.
Menelan kembali semua kata-kata yang hendak keluar.
Diam tak akan menyelesaikan masalah.
Diam tak akan membuat rasa kesalku pergi.
Diam tak akan merubah keadaan ini.
Namun, bisa apa aku?

Jauh didalam lubuk hatiku, ingin kau mencurahkan segala isi otak dan hatiku.
Ingin aku membagi rasa yang menyiksa ini denganmu.
Ingin aku membagi semua ini.
Ingin aku menangis di depanmu!!
Biar kau tau apa yang aku rasa!!
Biar kau tau apa perasaan ini!! Biar kau tau aku!!

Aku menunggumu untuk berucap.
Selalu aku yang memulai, dan kau yang mengakhirinya!
Tak taukah kau, itu menyakiti hatiku?
Tak taukah kau akan perasaan ini?
Sakit!!
Sakit kau perlakukan seperti ini!!
Aku setia menunggumu, namun mana kata-katamu?
Mana?

Aku masih berusaha untuk bertahan.
Aku berusaha setia, menunggu seseorang yang tak pasti untuk ditunggu.
Hatiku teriris sembilu, ketika menghadapi kenyataan ini.
Tak ada yang salah!
Hanya aku yang bodoh, yang mau menunggu hal yang tabu.
Berharap dan terus menanti...

Biarlah begini apa adanya...biarlah berjalan seiring takdir Tuhan...

Seperti itulah remaja. Hidup mereka hanya untuk cinta. Mereka menangis karena cinta. Mereka tertawa dan bahagia karena cinta. Kenyataannya, mereka justru bahagia karena adanya sahabat. Namun, mereka tak pernah menyadari hal ini. Mereka telah terjebak dalam belenggu cinta.

Aku jatuh... aku terlalu lemah untuk bertahan. Aku tak bertenaga lagi untuk menatap dunia. Tiada tenaga lagi untuk sekedar mendongakkan kepalaku. Aku terpuruk di dalam belenggu ini. Belenggu yang kubuat sendiri. Aku tak percaya akan apa yang telah terjadi. Dia menyakitiku!!! Dia menghancurkan perasaanku!! Sungguh aku tak mampu untuk berdiri!! Aku tak bisa lagi merasakan bahagia. Aku sendiri terpuruk di tempat yang gelap ini. Hidupku menjadi runyam. Tiada yang menghiburku!! Tiada yang peduli denganku!! Mereka semua pergi!! Menghilang.

Kau salah!!! Aku peduli denganmu!! Aku selalu membantumu. Aku menghiburmu dikala sedih. Aku menyayangimu, kawan... aku hanya ingin membiarkanmu sendiri. Kau butuh waktu untuk sendiri. Menenangkan hatimu yang tengah runyam. Aku ada disini untuk mengiburmu. Membantumu untuk bangkit. Meyakinkanmu. Memberimu semangat. Selalu.

Maafkan aku. Tak seharusnya aku menyuruhmu menunggunya. Tak seharusnya aku memaksamu untuk percaya pada perasaannya. Sungguh ini semua salahku!! Dengarkan aku, bangkitlah!! Aku akan membantumu untuk bangkit. Aku tak ingin melihatmu seperti ini.

Sudahlah, jangan sedih lagi. Buat apa, kamu nelangsa seperti ini? Buat apa kamu murung, merenungi hal yang tak berguna seperti ini? Buat apa, kamu terus terusan seperti ini? Bangkitlah!!! Bangkitlah kawan... bangkitlah!! Tunjukkan kepada dia, bahwa kau baik baik saja. Kau bisa hidup tanpa dia. Keadaanmu seperti ini tak akan membuatnya kembali ke kamu!! Bangun, kawan! Lelaki itu tak cuma satu!! Apa dia pernah ada untukmu? Apa dia ada setiap kamu butuh? Sadarlah!! Kumohon...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepada Kamu

Entah Apa Judulnya